Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perlawanan Pattimura 1817, Sebuah Gerakan Perlawanan Rakyat Maluku

 

Perlawanan Pattimura 1817

Kondisi masyarakat pada masa awal perlawanan digeluti rasa kecewa akan sistem monopoli yang diberlakukan di Ambon sejak era Pemerintahan Kolonial Portugis.

Sebab khusus yang melatarbelakangi peperangan diawali oleh pemesanan Kapal Orombai oleh Residen van den Berg kepada masyarakat pesisir Maluku. Residen van den Berg melakukan pembayaran dengan harga yang tidak sesuai. Hal ini kemudian diperparah dengan kebijakan monopoli Belanda dengan melakukan larangan dagang kepada masyarakat Maluku kepada bangsa asing lain (ekstripasi).

Masyarakat Maluku yang merasa sudah dikecewakan oleh Portugis merasa dikecewakan kembali oleh Belanda. Hal ini mereka rasakan sebagai penjajahan kembali karena pada saat mereka diduduki oleh Inggris, mereka merasa mendapatkan kebebasan. Kebijakan lama VOC seperti penyerahan wajib dan kerja wajib (verplichte leverantien, herendiensten) dihapus, tetapi pemerintah Belanda mengharuskannya lagi. Tambahan pula tarif berbagai barang yang disetor diturunkan, sedang pembayarannya ditunda-tunda.

Thomas Matulessy dan pejuang wanita Christina Martha Tiahahu dari Ambon mengajak rakyat untuk mengangkat senjata. Rakyat kemudian menjuluki Thomas dengan Kapiten Pattimura dan bergerak dibahwa pimpinannya.

Pattimura dan pasukannya kemudian menyerang dan berhasil merebut Benteng Duursteede pada tahun 1817 setelah sebelumnya melakukan perang gerilya. Di dalam pengepungan benteng Duuerstede tersebut Van den Berge beserta keluarga dan perwira militernya dibunuh.

Tapi kemudian pasukan Pattimura terpojok setelah pemerintah kolonial mengirim bala tentara bantuan lengkap dengan persenjataan di bawah pimpinan Mayor Beetjes. Ekspedisi ini berangkat tanggal 17 Mei 1817. Dengan perjalanan yang melelahkan, pada tanggal 20 Mei 1817 pasukan itu tiba di Saparua dan terjadilah pertempuran dengan pasukan Pattimura. Pasukan Belanda dapat dihancurkan dan Mayor Beetjes mati tertembak.

Belanda terus-menerus menembaki daerah pertahanan Pattimura dengan meriam, sehingga benteng Duurstede terpaksa dikosongkan. Pattimura pun berhasil dikalahkan setelah terpojok di Benteng Victoria. Pattimura kemudian tertangkap dan dijatuhkan hukuman gantung yang dilangsungkan di depan Benteng Victoria pada 16 Desember 1817.

Posting Komentar untuk "Perlawanan Pattimura 1817, Sebuah Gerakan Perlawanan Rakyat Maluku"