Revolusi Perancis (1789-1799)
Revolusi Perancis (1789-1799) merupakan suatu masa dimana pergolakan
politik dan sosial terjadi di Perancis yang berdampak pada perubahan
struktur sosial politik Perancis. Monarki Absolut yang selama ratusan
tahun tegak berdiri harus kandas oleh pergerakan rakyat hanya dalam
waktu tiga tahun. Berbagai stratifikasi sosial seperti feodalisme,
aristokrasi, dan monarki diruntukhlan oleh kelompok radikl sayap kiri,
oleh masa-masa dijalan, dan oleh masyarakat petani di pedesaan yang
melululantahkan Paris.
Kondisi Sosial politik sebelum Revolusi Perancis ditandai oleh kekuasaan
absolute yang pada era ini dipegang oleh Raja Louis XIV. Louis
menjunjung tinggi kekuasaannya, dan berkata bahwa “La Etat C’est Moi!´
(negara adalah saya). Kekuasaan raja tidak terbatasi oleh undang-undang
oleh atau lembaha dewan legislatif sejak masa Louis XIV. Badan
legislatif yang ada yaitu Etats Generaux telah dinonaktifkan.
Sifat Absolut dijalankan oleh Raja Raja Perancis ini terinspirasi oleh
pemikiran niccolo machiavelli yang menulis buku yang berjudul "Il
principe" (sang pangeran) yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan
judul "the prince."
Raja Louis XIV dan permaisurinya, Marie Antoinette melakukan pemborosan
keuangan kerajaan ditengah krisi ekonomi yang melanda Perancis yang
diakibatkan membiayai Perang Tujuh Tahun melawan Inggris dan membantu
Revolusi Amerika.
Revolusi Perancis mengakibarkan Raja Louis XIV pada tanggal 17 Januari
1793, dituntut hukuman mati. Raja Louis pun menghadapi eksekusi mati
pada tanggal 21 Januari 1793 lewat pemenggalan kepala dengan guillotine.
Eksekusi tersebut menimbulkan peperangan dengan negara-negara Eropa
lain. Kemudian pada tanggal 16 Oktober 1793, Marie Antoinette yang
merupakan permaisuri Raja Louis juga dipenggal dengan guillotine.
Pembagian Golongan Masyarakat
Golongan masyarakat di Perancis sebelum Revolusi Perancis :
- Golongan Pertama : Kaum Bangsawan (Aristokrat)
- Golongan Kedua : Pendeta dan Biarawan (Kaum Rohaniawan)
- Golongan Ketiga : Kaum Borjuis (Pedagang dan Pengusaha) dan Rakyat Jelata (Petani dan Buruh)
Golongan pertama dan kedua merupakan kelas elit yang mendapatkan hak-hak
istimewa, seperti bebas pajak bahkan mendapat sebagian persentase pajak
yang dipungut dari rakyat
Keadaan Ekonomi
Louis XVI naik takhta menjadi raja Perancis di tengah-tengah krisis
keuangan; negara sudah hampir bangkrut dan pengeluaran negara melebihi
pendapatan. Krisis ini terutama sekali disebabkan oleh keterlibatan
Perancis dalam Perang Tujuh Tahun dan Perang Revolusi Amerika.Pada bulan
Mei 1776, menteri keuangan Turgot dipecat setelah ia gagal melaksanakan
reformasi keuangan.
Kehancuran perekonomian Perancis terjadi karena banya membiayai
peperangan, seperti peperangan dengan Austria, Perang Tujuh Tahun
melawan Inggris, termasuk peperangan yang dilakukan membantu Revolusi
Amerika melawan Inggris. Peperangan peperangan tersebut banyak menguras
keuangan negara, selain itu pemborosan keuangan para pejabat kerajaan
juga menyebabkan perekonomian memburuk diantaranya adalah pemborosan
yang dilakukan oleh istri Louis ke 16 Marie Antoinette, yang mendapat
julukan "madame defisit"
Sebab Terjadinya Revolusi Prancis
Voltaire (Foto: History.com) |
Sebab khusus terjadinya Revolusi Perancis adalah muncul lah kebencian
rakyat kepada keluarga kerajaan yang dianggap sebagai penyebab utama
kehancuran perekonomian Perancis
Salah satu hukum yang berlaku di dalam sejarah adalah kausalitas
(hubungan sebab akibat) adanya kontinuitas antara satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya. Begitu pula dengan revolusi Perancis itu sendiri yang
meletus karena beberapa faktor sebagai berikut :
Munculnya pemikiran pemikiran tentang kebebasan dan demokrasi oleh
Voltaire (1694-1778) merupakan pejuang humanisme Perancis yang banyak
memperjuangkan hak-hak kebebasan beragam bagi kaum hugenot(Protestan
Perancis). Ia juga mengutuk kemunafikan para pemuka gereja yang banyak
melakukan penindasan terhadap rakyat Perancins. Ia banyak menentang
sebagian besar dogma agama
Montesquieu(1689-1755) Pemikiran Monstesquieu tentang sistem
ketatanegaraan (Trias Politica) dalam buku karangannya L'Esprit des Lois
yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Spirit of Law.
Di dalamnya ia mengajukan sistem pemerintahan monarki konstitusionalnya
dengan adanya: Pemisahan lembaga kenegaraan(legislatif, yudikatif, dan
eksekutif), pembagian kekuasaan, dan perimbangan kekuasaan diantaranya
ketiga lembaga tersebut
Jean - Jasques Rousseau (1712 - 1778) melalui tulisannya "Du Contract
Social" (1762) mengajukan teori tentang sistem pemerintahan demokrasi
yang menempatkan rakyat sebagai pemenangn kedaulatan tertinggi.
Pemikiran ini kemudian dinamakan sebagi teori kedaulatan rakyat, yang
mencoba mengantikan Teori Kedaultan Tuhan yang dianut oleh Perancis
sebelum revolusi.
Perlawanan terhadap Absolutisme Kerjaan
Lord acton mengatakan bahwa kekuasaan biasanya memiliki kecenderungan
korup, sedangkan kekuasaan Tanpa Batas sudah pasti akan melakukan
tindakan korupsi. Itulah yang terjadi di Prancis menjelang revolusi,
Raja berserta aparaturnya sering bertindak sewenang-wenang terhadap
rakyat baik dengan membebani pajak maupun dengan menghilangkan hak-hak
politik rakyat seperti membungkam pemikiran-pemikiran kebebasan dan
demokrasi.
Pengaruh Revolusi Amerika
Pasca Revolusi di Amerika berakhir dan Amerika Serikat muncul sebagai
sebuah negara Demokrasi, yang sejalan dengan pemikiran filsuf Perancis
seperti Voltaire dan Montesquieu. Jenderal Lafayette yang sebelumnya
adalah pemimpin pasukan Perancis dalam Revolusi Amerika pulang kembali
ke Perancis dan menyebarkan ide pembaharuan dan paham demokrasi yang
dianggap jauh lebih baik dibanding sistem monarki absolut yang
dijalankan oleh Perancis.
Kronologis Jalannya Revolusi Prancis
Sidang Etats Generaux |
1. Sidang Etats Generaux (lembaga perwakilan)
Karena mengalami krisis keuangan maka Raja Perancis pada waktu itu,
louis XVI berencana untuk memberlakukan pajak bagi kalangan bangsawan.
Mereka menentang rencana tersebut dan mengusulkan pembentukan etat
generaux. Pada tahun 1789 Louis XVI mulai menghidupkan kembali etat
generaux yang selama ini di nonaktifkan. Lembaga ini difungsikan kembali
sebagai lembaga perwakilan yang bertugas memutuskan kebijakan-kebijakan
yang terkait dengan upaya penyelamatan perekonomian Perancis. Tetapi
Lembaga ini kemudian dianggap oleh rakyat golongan III Tidak Efektif
karena terlihat hanya sebagai badan yang memperjuangkan kepentingan
golongan bangsawan dan gereja
2. Dibentuknya Assemble Nationale
Ketidakpuasan golongan III terhadap sistem pemungutan suara didalam
Etats Generaux yang lebih menguntungkan Golongan I dan II menyebabkan
mereka menarik diri keluar lembaga tersebut dan mendirikan lembaga
perwakilan tandingan yang bernama asambel nationale. Dengan pembentukan
lembaga ini pada tanggal 20 Juni 1789 maka jalan menuju revolusi
semakin terbuka lebar.
3. Penyerbuan Penjara Bastille.
Penyerbuan Penjara Bastille (Foto: Liputan6) |
Pada tanggal 14 Juli, para pemberontak mengincar sejumlah besar senjata
dan amunisi yang diyakini berada di benteng dan penjara Bastille, yang
juga dianggap sebagai simbol kekuasaan monarki. Setelah beberapa jam
pertempuran, benteng jatuh ke tangan pemberontak pada sore harinya.
Meskipun terjadi gencatan senjata untuk mencegah pembantaian massal,
Gubernur Marquis Bernard de Launay dipukuli, ditusuk, dan dipenggal,
kepalanya diletakkan di ujung tombak dan diarak ke sekeliling kota.
Setelah kejatuhan Bastille, kemudian rakyat membentuk pemerintahan kota yang bernama pemerintah Commune Paris.
4. Pembentukan Dewan Nasional
Dewan Nasional kemudian terbentuk dengan nama Asamblee Nationale
Constituante. Perwakilan Dewan Konstituante diantaranya, Mirabeau
(bangsawan), Lafayette (bangsawan), dan Sieyes (kaum agama). Asamblee
Nationale Constituante kemudian menyusunan deklarasi hak asasi manusia
Prancis (1789-1791).
Pada tanggal 27 Agustus 1789, Dewan Konstituante mengumumkan Hak Asasi
Manusia dan Warga (Declaration des Droits de l’homme et du Citoyen)
sebagai dasar dari pemerintah baru. Pada tanggal 14 juli 1790 UUD
Perancis disahkan. Dengan demikian pemerintahan Perancis berubah menjadi
Monarki Konstituonal yang membatasi kekuasaan Raja.
(Foto: Eduscol) |
Salah satu dokumen penting yang dihasilkan pada saat terjadi Revolusi Perancis adalah
“Pernyataan Hak-Hak Asasi Manusia danWarga” Hak-hak asasi manusia yang
dianggap telah dimiliki manusia dan warga sejak lahir adalah sebagai
berikut.
- Hak atas kemerdekaan pribadi
- Hak diperlakuan sama dengan hukum
- Hak kebebasan bertempat tinggal
- Hak atas milik pribadi
- Hak atas keamanan pribadi
- Hak untuk membela diri
- Hak kebebasan menyatakan pendapat
- Hak kebebasan memeluk agama.
Semenjak itu Prancis menjadi negara monarki konstitusional, dimana Louis
XVI diharuskan untuk bersumpah serta untuk melaksanakan UUD tersebut.
5. Perpecahan Golongan Ketiga
Perpecahan Golongan Ketiga (1791 1792) setelah UUD selesai disahkan,
golongan ketiga mulai mengalami perpecahan. kelompok borjuis dalam
golongan ketiga tetap mempertahankan bentuk monarki konstitusional
Perancis. Mereka bergabung dalam partai girodin, sedangkan kelompok
rakyat jelata yang tergabung dalam partai montagne, memilih tuntutan
radikal. Mereka menginginkan Prancis berbentuk republik. Persaingan
antara keduanya berakhir dengan kemenangan montagne yang kemudian
dilanjutkan dengan pembentukan pemerintah rakyat jelata yang bernama
pemerintah konvensional
6. Pemerintahan Konvensi Nasional
Pemerintah Konvensi nasional (1792-1795) pemerintah Konvensi nasional
ini dipimpin oleh Robespierre pada masa pemerintahannya Iya menjalankan
pemerintahan teror dengan melakukan serangkaian pembunuhan massal
terhadap orang-orang yang menentang revolusi. Banyak kaum bangsawan yang
dibunuh karena alasan tersebut bahkan pada 21 Januari 1793 louis XVI di
Gillotin(pancung) dihukum mati di place de la Concorde Paris. selain
itu harta pribadi milik kaum bangsawan dan milik gereja juga disita oleh
pemerintah. Dalam upaya menghadapi ancaman dari luar berupa perang
Koalisi Robespierre ia berusaha memobilisasi rakyat untuk menjadi
tentara hingga terkumpul sekitar 6 juta Tentara.
Maximilien Robespierre, Jacobin, dan kediktatoran virtual oleh Komite
Keamanan Publik selama Pemerintahan Teror dari tahun 1793 hingga 1794.
Selama periode ini, antara 16.000 hingga 40.000 rakyat Perancis tewas.
Setelah jatuhnya Jacobin dan pengeksekusian Robespierre, Direktori
mengambilalih kendali negara pada 1795 hingga 1799, lalu ia digantikan
oleh Konsulat di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte pada tahun 1799.
Pemerintah Directoire (1795-1799) kaum bangsawan mulai memberikan
reaksi terhadap pemerintahan teror robespierre kaum bangsawan di dalam
partai Girodin lalu mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah
Convention pimpinan robespierre. Setelah pemerintah robespierre jatuh
dan robespierre sendiri kemudian di guillotine come Geraldine lalu
membentuk pemerintahan baru yang bernama directoire. Pemerintah ini
adalah pemerintah kolektif dengan kekuasaan eksekutif ada ditangan 5
orang direktur salah satu direktur pada pemerintahan ini adalah Napoleon
Bonaparte yang namanya mulai terkenal sejak memperoleh kemenangan dalam
perang koalisi 1 yang terjadi antara Prancis dan negara-negara monarki
absolut Eropa seperti Austria dan prusia pada masa pemerintahan Konvensi
nasional.
7. Pemerintahan Konsulat
Pemerintahan Konsulat (1799-1804) jalannya pemerintahan direktori Tidak
Efektif mendorong Napoleon melakukan kudeta dengan membubarkan
pemerintah directoire 1799 dan menggantikannya dengan pemerintahan yang
baru bernama pemerintahan konsulat, dan Napoleon Bonaparte mengangkat
dirinya menjadi konsul pertama.
8. Kekaisaran Perancis
Kekaisaran Prancis (1804-1815) dibubarkannya directoire oleh Napoleon
menandakan berakhirnya revolusi Prancis siklus revolusi mulai mengalami
titik balik setelah Napoleon Bonaparte kemudian mengangkat dirinya
sebagai Kaisar Prancis yang dinobatkan oleh Paus Pius VII pada tahun
1804. Setelah penobatan tersebut maka Perancis kembali berbentuk
monarki.
Dampak Revolusi Perancis
Bidang Politik
- Undang-undang dijadikan sebagai kekuasaan tertinggi yang menjadikan pengawasan kekuasaan eksekutif.
- Sistem pemerintahan Republik muncul sebagai sistem baru dalam pemerintahan
- Paham demokrasi modern timbul secara lebih nyata
- Berkembangnya Nasionalisme
- Menimbulkan ide untuk aksi-aksi revolusioner menentang setiap kekuasaan Absolute
Bidang Ekonomi
- Penghapusan sistem Feodalisme dan penguasana tanah
- Petani memiliki hak milik tanah dan lahan pertanian
- Penghapusan gilda (Perkumpulan dari pengusaha yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah) karena bertentangan dengan suasana liberalisme
- Industrialisasi
Bidang Sosial
- Terbentuknya tatanan sosial baru
- Monopoli pendidikan oleh kaum bangsawan dihapuskan dan pendidikan dapat dirasakan oleh setiap golongan masyarakat karena Feodalisme telah ditumpas.
- Terbentuknya kode Napoleon yang merupakan hasil dari upaya Napoleon untuk melakukan penyeragaman hukum di Perancis, Kode Napoleon ini kemudian digunakan oleh beberapa negara sebagai produk hukum mereka seperti Belanda. Jepang dan Republik Turki pada masa Mustafa Kemal Atartuk.
Posting Komentar untuk "Revolusi Perancis (1789-1799)"