Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perang Dingin (1947-1991), Persaingan Liberalisme dan Komunisme


Perang Dingin atau Cold War merupakan sebutan bagi suatu periode konflik yang menyebabkan ketegangan dan kopetisi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet berserta sekutu-sekutunya yang terbagung ke dalam Blok Barat dan Blok Timur. Perang Dingin ditenggarai terjadi antara tahun 1947-1991. Persaingan yang terjadi dalam Perang Dingin adalah persaingan mempertahankan hegemoni dipelbagai kawasan dengan mempertahankan Ideologi antara kedua belah pihak, Sosialisme-Komunisme oleh Uni Soviet dan Liberalisme-Kapitalisme oleh Amerika Serikat.

Persaingan terjada dalam pelbagai bidang seperti koalisi militer, teknologi, antariksa, perlombaan senjata nuklir, perang proksi, dan lain sebagainya. Perang Dingin juga mengakibatkan ketegangan tinggi yang pada akhirnya memicu konflik militer regional seperti Blokade Berlin (1948–1949), Perang Korea (1950–1953), Krisis Suez (1956), Krisis Berlin 1961, Krisis Rudal Kuba (1962), Perang Vietnam (1959–1975), Perang Yom Kippur (1973), Perang Afganistan (1979–1989), dan Penembakan Korean Air Penerbangan 007 oleh Soviet (1983).

Alih-alih terlibat dalam konflik secara langsung, kedua belah pihak berkompetisi melalui koalisi militer, penyebaran ideologi dan pengaruh, memberikan bantuan kepada negara klien, spionase, kampanye propaganda secara besar-besaran, perlombaan nuklir, menarik negara-negara netral, bersaing di ajang olahraga internasional, dan kompetisi teknologi seperti Perlombaan Angkasa

Fase-fase Perang Dingin

  1. Periode 1947-1953; Dikeluarkannya Truman Doctrine, pembagian Jerman, Marshall Plan, kudeta Komunis di Cekoslowakia, Pembelotan Tito, Blokade Berlin, Pendirian NATO, Kemenangan Komunis di Cina, perang Korea.
  2. Periode 1953-1956; Ekspansi NATO, perang di Indocina, pembentukan SEATO dan METO, krisis di Quemoy dan Matsu, Krisis Suez
  3. Periode 1956-1958; Hubungan Amerika-Soviet memanas karena Soviet melakukan penindasan terhadap revolusi Hongaria, Krisis di Irak, Libanon, dan Jordania, Krisis Taiwan berlanjut
  4. Periode 1958-1962: meningkatnya dukungan Uni Soviet terhadap gerilya Komunis di Vietnam, Krisis Laos, Kongo, dan Krisis Kuba
  5. Periode 1962-1985: Ancaman perang nuklir merebak, Krisis nuklir di Kuba, Agresi Uni Soviet ke Afganistan
  6. Periode 1985-1990: Perang Dingin mereda dengan makin intensifnya pembicaraan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pasca munculnya Gorbachev
  7. 1991: PERANG DINGIN BERAKHIR
Mencuatnya Perang Dingin


Pemimpin negara pemenang Perang Dunia II pada Konferensi Postdam 1945 (Foto: Britanica)
Perang Dunia II membawa perubahan yang besar dalam konstelasi kehidupan masyarakat dunia. Perubahan terjadi dalam pelbagai bidang seperti bidang politik, ekonomi, dan sosial-budaya. Dalam bidang politik Amerika Serikat dan Uni Soviet membentuk suatu koalisi militer setela muncul sebagai pemenang Perang Dunia II, keduanya tampil sebagai negara super power (Adi Daya). Amerika Serikat dan Uni Soviet kemudian berusaha memegang hegemoni politik di Dunia, keduanya merasa paling kuat dan berusaha menaruh pengaruh dipelbagai negara di Dunia, khususnya negara Dunia ke 3 yaitu negara-negara yang berada di kawasan Asia Afrika yang baru merdeka.

Amerika Serikat semakin memperkuat pengaruhnya dan berupaya menyebarluaskan paham liberal dengan cara memberikan bantuan ekonomi dan militer terhadap negara yang hancur akibat Perang Dunia II seperti Turki dan Yunani. Tujuannya adalah untuk mencegah agar kedua negara tersebut tidak jatuh dalam pengaruh komunisme Uni Soviet.

Sebagai negara yang secara ekonomi sangat kuat , Amerika Serikat juga memberikan bantuan kepada negara-negara di kawasan eropa dan asia sehingga lahirnya negara "Blok Kapitalis" atau "Blok Barat" yang berideologi Liberal-Kapitalis . untuk menangkal pengaruh komunis maka Amerika serikat dan negara-negara yang tergabung dalam blok barat mendirikan pakta pertahana militer bersama pada tahun 1949 yang disebut NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara.

Adapun negara-negara awal yang menjadi anggota NATO adalah Inggris, Irlandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Jerman Barat, Belanda, Luksemburg, Prancis, Portugal, Kanada, dan Amerika Serikat yang bermarkas pusat di Brussel, Belgia. Uni Soviet  yang juga menjadi pemenang dalam perang Dunia II juga berusaha menyebarkan pengaruh kepada negara negara yang baru merdeka dengan cara membentuk Cominfrom atau Organisasi Komunis Internasional untuk dijadikan sebagai alat propaganda dalam menyebarluaskan pengaruh ideologi komunis ke seluruh dunia, salah satunya Indonesia.

Untuk mengimbangin kekuatan NATO maka pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan suatu  pakta pertahanan, yaitu Pakta Warsawa yang anggotanya terdiri atas Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania yang berideologi komunis dengan adanya perebutan pengaruh antara kedua negara adikuasa tersebut situasi politik di dunia kembali tegang dan mengakibatkan timbulnya rasa saling curiga dan perlombaan senjata antara antara kedua belah pihak sehingga masing-masing pihak diliputi susana perang dingin.

Perang dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan sebagai  perwujudan konflik antara blok barat dan blok Timur . Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Perang Dingin , antara lain sebagai berikut .

Penyebab Terjadinya Perang Dingin

Perang Dingin antara Amerika Serikat (US) dan sekutu-sekutunya di satu pihak dan Uni Soviet (USSR) serta kawan-kawannya di pihak lain berawal dari masalah penyelesaian Perang Dunia II. Dalam Perang Dunia II tersebut, US dan USSR berada dalam satu Sekutu dan memenangkan perang terhadap Jerman, Italia, dan Jepang.

Ternyata, kemenangan total Sekutu tersebut tidak diikuti dengan terciptanya perdamaian sejati. Persekutuan US dan USSR ditandai dengan perbedaan ideologi yang kontras antara kapitalis-liberalis dan sosialis-komunis. Keduanya berseteru setelah perang melawan Hitler, Musolini, dan kawan-kawan berakhir. Konferensi antara Stalin (USSR), Roosevelt (US) dan Churchill (Inggris) yang dikenal dengan The Big Three atau Tiga Besar yang diselenggarakan di kota Iran, Teheran (Konferensi Teheran), pada November 1943, merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian-kejadian berikutnya. Dalam konferensi tersebut, mereka menyatakan untuk menghancurkan Jerman dan berusaha mencari strategi militer terbaik.

Pembagian Jerman Hasil Konferensi Postdam (Foto: Alternate History)
Pada Konferensi pasca perang di Postdam (Juli 1945), perbedaan yang berlangsung lama mengenai Eropa Timur, akhirnya muncul kembal lebih jelas, Presiden US, Harry S. Truman, memiliki kebijaksanaan berbeda dengan pendahulunya. Dia menginginkan diselenggarakannya pemilu yang bebas di seluruh negara-negara di Eropa Timur. Stalin menolak usulan tersebut dengan mengatakan, “Sebuah pemerintahan yang dipilih secara bebas di Eropa Timur akan membentuk "pemerintahan anti Uni Soviet" dan kami tidak akan mengizinkannya.”

Perbedaan pandangan antara Uni Soviet dan US dalam Konferensi Posdam tersebut dianggap sebagai kunci asal mula Perang Dingin. Sikap orang-orang Amerika Serikat yang dipengaruhi oleh “perang suci” terhadap Hitler dan pandangan politik di Amerika Serikat yang dipengaruhi oleh jutaan pemilih dari negara-negara Eropa Timur, menginginkan diadakannya pemilu yang bebas di negara-negara yang telah diduduki oleh Uni Soviet. Di pihak lain, Stalin yang merasakan dan menyaksikan sendiri negerinya hancur akibat dua serangan raksasa pasukan Nazi Jerman menginginkan keamanan militer yang total dari Jerman dan sekutu-sekutu potensialnya di Eropa Timur untuk selamanya.

Stalin percaya bahwa hanya negara-negara komunis yang dapat menjadi sekutu sejati bagi Uni Soviet Oleh karena itu, Stalin khawatir bahwa pemilu yang bebas akan menghasilkan pemerintahan yang bermusuhan dengan USSR di perbatasan sebelah barat. Sejak pasukan Stalin menduduki negara-negara timur, Stalin merasa harus konsisten dengan keyakinannya.

Respon dari Amerika Serikat terhadap konsep keamanan Stalin, yang tampaknya berlebihan, mulai terlihat. Pada Mei 1945, sebelum diselenggarakan Konferensi Postdam, Truman mengusulkan dihentikannya semua bantuan ke USSR. Pada Oktober 1945, Truman menyatakan bahwa US tidak akan mengakui suatu pemerintahan yang didirikan dengan paksa dan tidak mengabaikan aspirasi politik rakyatnya.

Pada Maret 1946, mantan PM Inggris, Churchill, ketika mengunjungi Amerikat Serikat, menyatakan di depan publik Amerika bahwa “Iron Curtain atau Tirai Besi” telah digelar diseluruh daratan Eropa dengan membagi Jerman dan Eropa ke dalam dua kubu yang saling berlawanan. Segera setelah itu muncul kembali sikap emosional dan sikap mencela orang Amerika Serikat terhadap Stalin serta Uni Soviet. Sikap tersebut kemudian menjadi bagian dari kehidupan politik Amerika Serikat di era Perang Dingin. Amerika Serikat sendiri meresponnya dengan melakukan mobilisasi dipelbagai bidang dengan cepat.
Agen-agen intelijen rahasia Stalin diseluruh dunia memanaskan situasi dengan mengungkapkan pentingnya “perjuangan ideologi melwan imperialisme kapitalis.” Partai Komunis besar dan terorganisasi dengan baik di Italia dan Perancis mengungkapkan rencana Amerika Serikat untuk mengambil alih Eropa dan dengan agresif menentang pemerintahan mereka melalui cara-cara kekerasan dan pemogokan. Uni Soviet juga melakukan tekanan terhadap Iran yang disokong oleh Rezim Syah Reza Pahlavi dan Turki yang terlalu pro Amerika. Perang sipil yang disponsori Amerikat Serikat juga terjadi di Yunani dan Cina. Sejak musim semi 1947, di mata Amerika Serikat, Uni Soviet telah berusaha mengeskpor komunisme dan melakukan kegiatan subversif ke negara-negara Eropa Barat.

Untuk menyikapi USSR, Amerika Serikat melalui Doktrin Presiden Truman melaksanakan politik containing atau pengepungan terhadap komunisme di kawasan yang sudah dikuasai oleh Tentara Merah. Truman meminta kepada Kongres US untuk mengirimkan bantuan militer ke Yunani dan Turki. Agar negara-negara Barat tidak jatuh ke tangan komunis, US juga menawarkan program bantuan ekonomi dan militer kepada negara-negara Eropa melalui Marshall Plan.

Stalin menolak program bantuan Marshall Plan bagi semua negara-negara Eropa Timur. Sebagai jawaban terhadap rencana tersebut, Stalin segera membersihkan unsur-unsur anti komunis dalam tubuh pemerintahan Eropa Timur dengan membentuk sistem Pemerintahan Soviet, yaitu sistem satu partai komunis. Pendudukan Cekoslovakia pada Februari 1948, merupakan jawaban Uni Soviet terhadap sikap US.

Pendudukan tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap semakin berkembangnya komunisme di Eropa yang dimulai dari negara-negara Eropa Timur dan Jerman Timur. Ketika Stalin memblokade semua lalu lintas barang dabnmanusia dari zona pendudukan Jerman ke Berlin Barat, Sekutu meresponya degan melakukan “Air Lift atau Jembatan Udara”, menjatuhkan bahan makanan dan obat-obatan dengan pesawat terbang ke Berlin Barat. Selama 324 hari “Jembatan Udara” mengangkut berton-ton bahan makanan dan obat-obatan ke Berlin sebagai bentuk pelaksanaan politik containing.


Pada 4 April 1949, Amerika Serikat berhasil membujuk negara-negara Eropa Barat untuk menandatangani pendirian suatu pakta pertahanan yang dikenal dengan nama North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Anggotanya terdiri atas Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Jerman Barat, Belgia, Belanda, Luxemburg, Prancis, Portugal dan Kanada serta Amerika Serikat. Segera setelah itu pada 1955, Uni Soviet juga mengikat negara-negara satelitnya di Eropa Timur yang berhaluan komunis dalam Pakta Warsawa. Anggotanya terdiri atas Unis Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia dan Rumania. Dengan adanya pakta petahanan, kedua pemimpin blok militer berlomba-lomba saling mengembangkan senjata, memata-matai dengan intelijen dan mempertahankan pegaruhnya bersama sekutunya masing-masing yang sengaja ditujukan untuk menghadapi ancaman NATO.

Peredaan Perang Dingin (Detente)

  1. Sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik dan ketegangan dalam perang dingin mulai berkurang. Peredaan ditandai oleh peristiwa sebagai berikut.
  2. Isu Berlin Barat dapat diselsaikan dalam meja perundingan tahun 1971.
  3. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa
  4. Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973
  5. Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya persetujuan SALT1(Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan persenjataan strategis
  6. Presiden Ronald Reagen meningkatkan kemampuan persenjataan yang mempengaruhi sikap Mikhail Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir balistik tahun 1987
  7. Keberhasilan Deng Xiaoping yang merupakan pemimpin kelompok yang menghendaki reformasi ekonomi menguasai Partai Komunis Cina(PKC), pasca meninggalnya Mao Tse Tung di RRC


Akhir Perang Dingin (1989)


Kedua negara adidaya, AS dan Uni Soviet, mendeklarasikan berakhimya Perang Dingin setelah berbincang dua hari di Pertemuan Puncak Malta. Pada konferensi pers bersama yang diadakan di kapal layar Soviet, Maxim Gorky, kedua pihak menyatakan akan mengurangi jumlah pasukan dan persenjataan di Eropa. Pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev, mengatakan ia tidak akan pernah menyulut perang terbuka dengan AS.

Sementara itu, Presiden AS George Bush mengatakan kedua pihak dapat merealisasikan perdamaian dan bekerja sama untuk waktu yang lama. Pertemuan Puncak Malta merupakan pertemuan terpenting sejak 1945, ketika Churchill, Stalin, dan Roosevelt menyetujui rencana pascaperang untuk Eropa di Yalta.
Dalam beberapa jam terakhir dari pembicaraan yang dilakukan kedua pemimpin negara adidaya itu, terjadi perbedaan mengenai kebijakan di Amerika Tengah dan pemotongan dalam armada laut. Maka, kedua pihak memutuskan melakukan pembicaraan lebih lanjut pada Juni 1990.

Dampak Perang Dingin

Dampak Positif


AS menjadi negara pertama yang mendarat di Bulan (SKS UI)
Selama Perang Dingin berlangsung perkembangan IPTEK maju pesat karena kedua Blok ini banyak melakukan pengembangan dan mempunyai hasil yang sangat bagus terutama masalah eksplorasi luar angkasa. Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947-1991.

Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.

1. Bidang Ekonomi 

Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan adanya negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi.

Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada saat itu negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga membawa unsur politik didalamnya.

Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan besar, sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu munculah istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat adalah negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi euro.

2. Bidang Militer

Karena adanya rasa iri di antara negara- negara yang berseteru, masing-masing negara mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka melakukan hal ini agar tidak kalah dengan negara besar. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua memacu tiap negara untuk terus mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.

3. Bidang Sosial Budaya

Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.

4. Luar angkasa

Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada perkembangan keruangangkasaan yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu kedua negara yang bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia bahwa negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang mereka miliki.
Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket ke luar angkasa.

Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya. Terlepas dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita ini, namun dengan adanya perang dingin ini secara tidak langsung juga berdampak pada perkembangan ilmu pendidikan keruang angkasaan kita.

5. Teknologi

Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek di negara mereka.

Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains pada masyarakat. Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang besar.

Dampak Negatif


Krisis Misile di Kuba (Foto: Pinterest)
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.

1. Bidang Militer

Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu. Saat itu memang sempat beredar rumor bahwa uni soviet sudah meletakkan nuklir-nuklirnya di kuba dan diarahkan ke Amerika. Mendapat ancaman nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam. Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO. Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni Soviet menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.

2. Bidang Politik

Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut jerman barat dan Komunis yang dianut jerman timut.

Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Kerena itu Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di kota berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, uni soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk menyebrang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi perang dingin.

Fenomena Perang Dingin


  • Terbentuknya aliansi baru dengan munculnya
    • Blok Barat: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman Barat, Vietnam Selatan, Korea Selatan, Australia, Kanada dsb
    • Blok Timur: Uni Soviet, Cekoslavia, Jerman Timur, China, Korea Utara, dsb
      • Kedua blok tersebut mempengaruhi negara-negara di dunia untuk bergabung dalam bloknya.
  • Perang spionase antara dinas intelijen AS(CIA) dan agen rahasia Uni Soviet (KGB)
  • Terjadinya kembali perlombaan senjata
  • Persaingan di bidang IPTEK. Hal ini ditandai dengan adanya persaingan untuk menguasai teknologi luar angkasa.
  • Perpecahan di dunia(perang saudara)
  • Berkembangnya pakta-pakta militer dan pakta ekonomi.


  • Blok Barat
    • Pakta Militer: NATO, SEATO, METO, ANZUS
    • Program Bantuan Ekonomi: Marshall Plan, Truman Doctrine, Point four of Truman, MSA, Colomba Plan
  • Blok Timur
    • Pakta Militer: Pacta Warsawa, Kominform
    • Program Bantuan Ekonomi: COMECON, Molotov Plan

Posting Komentar untuk " Perang Dingin (1947-1991), Persaingan Liberalisme dan Komunisme"